Kamis, 12 Januari 2012

UAS 2011/2012 

1. TEKNIK-TEKNIK KONSELING

       A. TEKNIK-TEKNIK KONSELING YANG VERBAL


    Teknik Konseling yang verbal adalah suatu tanggapan verbal    yang diberikan oleh konselor, yang merupakan perwujudan konkret dari maksud, pikiran, dan perasaan yang terbentuk dalam batin konselor (tanggapan batin) untuk membantu konseli pada saat tertentu. Wawancara konseling terdiri atas rangkaian ungkapan di pihak konseli disusul dengan suatu ungkapan di pihak konselor. ungkapan konselor yang berupa tanggapan verbal dengan maksud membantu konseli dapat berupa satu atau lebih teknik yang verbal, tergantung dari intensi konselor, misalnya hanya menunjukan penerimaan saja (satu teknik), atau menunjukan penerimaan dan memantulkan perasaan konseli (dua teknik), atau memantulkan pikiran dan memberikan informasi serta menanyakan hal tertentu (tiga teknik).

      tanggapan verbal konselor dapat dituangkan dalam bentuk pernyataan atau dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk kombinasi dari pernyataan atau dalam bentuk kombinasi dari penyataan dan kalimat/kata tanya.

      Bentuk teknik – teknik Konseling Verbal

- Ajakan untuk mulai

- Penerimaan / Menunjukkan pengertian

- Perumusan kembali Pikiran-Gagasan / Refleksi pikiran

- Perumusan kembali perasaan / refleksi perasaan

- Penjelasan pikiran-gagasan / klarifikasi pikiran

- Penjelasan perasaan / klarifikasi perasaan

- Permintaan untuk melanjutkan

- pengulangan satu dua kata

- Ringkasan/rangkuman

- PErtanyaan mengenai hal tertentu

- pemberian umpan balik

- pemberian informasi

- Penyelidikan

- pemberian struktur

- Interpretasi

- Konfrontasi

- Diagnosis

- Dukungan/Bombongan

- Usul/Saran

- Penolakan

         B. TEKNIK-TEKNIK KONSELING YANG NONVERBAL

       Menurut Mehrabian dalam bukunya Silent MEssage (1981), istilah Perilaku nonverbal (nonverbal behavior) dapat diartikan secara sempit  sempit dan secara luas. Dalam arti sempit perilaku nonverbal menunjukan pada reaksi atau tanggapan yang dibedakan dari berbahasa dengan memakai kata-kata, misalnya ekspresi wajah, gerakan  lengan dan tangan, isyarat dan pandangan mata, sikap badan, anggukan kepala, berbagai gerakan tungkai kaki dan tangan. dalam arti luas perilaku nonverbal, disamping hal-hal yang disebutkan diata, juga menunjukan pada gejala-gejala vokal yang menyertai ucapan kata-kata, seperti kekeliruan pada aktu bicara, saat-saat diam, kecepatan berbicara, lamanya berbicara, volume suara, intonasi dan nada berbicara; termasuk juga dalam arti yang luas itu brbagai cara membawa diri dan menampilkan diri, seperti berjalan, duduk, cara berpakaian, cara menata rambut, penggunaan kosmetika dan perhiasan, menyentuh, sinkronisasi antara bicara dan bergerak, perlengkapan kantor, perabot dalam rumah, hiasan ruangan, dan sebagainya. menurut pandangan Mehrabian semua bentuk perilaku nonverbal itu mengandung nilai-nilai komunikatif dan dapat berperan sebagai bentuk komunikasi implisit dalam komunikasi antarpribadi.

TEKNIK-TEKNIK NONVERBAL ADALAH:

- Senyuman: untuk menyatakan sikap menerima

- Cara duduk: menyatakan sikap rileks

- Anggukan kepala: menyatakan penerimaan dan  pengertian

- Gerak-gerik lengan dan tangan: utk memperkuatkan apa yg diungkapkan secara verbal.

- Berdiam diri: utk memberikan kesempatan kpd konseli becbicara secara leluasa, mengatur pikirannya.

- Mimik: utk menunjang atau mendukung dan menyertai reaksi-reaksi verbal.

- Kontak Mata: utk menunjang atau mendukung tanggapan verbal atau menyatakan sikap dasar.

- Variasi alam nada suara dan kecepatan bicara: utk menyesuaikan diri dengan ungkapan perasaan konseli.

- Sentuhan: utuk menunjang taggapan verbal atau menyatakan sikap dasar.

- Gerak-gerik lengan dan tangan : utk memperkuat apa yang diungkapkan secara verbal


  Sehubungan diskusi dosen dengan kelompok saya berdasarkan teknik-teknik konseling bahwa diskusi yang dilakukan dosen dengan kelompok bahwa disukusi tersebut merupakan proses konseling, dimana yang sebagian besar memakai teknik-teknik verbal dan nonverbal.

   Adapun teknik verbal yang dilakukan oleh dosen (Bu Dina) yaitu:

 - Ajakan untuk memulai = ibu dina pertama-tama  memberikan sapaan kepada kelompok dan mulai mengajak kelompok untuk beriskusi mengenai tugas makalah yang telah dikumpulkan.

- Penerimaan/pengertian = bu dina menunjukan pengertian yang sangat dalam kepada kelompok tentang tanggapan kelompok mengenai hasil/nilai tugas makalah. bu dina cendrung memahami dan membukakan pikiran kelomok dimana letak kesalahan kelompok dalam pengerjaan tugas

- Penjelaasan perasaan= bu dina mengajak kami untuk mencurahkan segala isi hati atau kesulitan yang dialami saat mengerjakan tugas. dan mengklarifikasi apa-apa saja yang kami lakukan atau proses pengerjaan tugas makalah.

- Penyelidikan = bu dina cenderung menanyakan bagaimana proses wawancara yg kami lakukan kesekolah untuk mengobservasi guru BK di Raksana.

- Dukungan/bombongan = bu dina memberikan dukungan utk kami agar kami dapat mengerjakan tugas lebih baik lagi, dan belajar dari setiap kesalahan yang telah terjadi.

- Usulan/saran = bu dina memberikan saran2 yang membangun demi kemajuan kami kedepannya.

Berdasarkan Teknik nonverbal, konseling yang terjadi antara bu dina dengan kami memakai teknik konseling berupa:

- Senyuman: bu dina  membuka konseling dengan senyuman, dan bu dina cendrung memakai wajah yang santai dan penuh senyuman. sehingga kami merasa tidak tegang tapi kami merasakan sangat santai dalam kegiatan konseling.

- Cara Duduk: bu dina duduk sangat kelihatan santau engan menaruhkan tangannya diatas meja dan menunjukan sikap memperhatikan kami.

- Gerak-gerik lengan= bu dina mmakai gerak-gerik tangannya saat menjelaskan sesuatu kepada kami. walaupun gerkaan tangan tidak terlampau mendominasi.

- Berdiam diri: bu dina memberikan kami kesempatan untuk berbicara dan memebrikan komentar-komentar atas pertanyaan yang diaukan bu dina, sehingga bu dina berdiam diri utk mendegarkan komentar saya.

- Kontak mata = bu dina memiliki kontak mata yang cukup bagus, saat saya berbicara buk dina dapat mempertahankan kontak mata saat saya berbicara.dan saya merasa ada perhatian yang luarbiasa.

  Teknik-teknik konseling yang inilah menurut saya temukan pada saat konseling berlangsung antara bu dina dengan kelompok saya. dan bu dina cukup bersabar dalam menghadapi mahasiswa bimbingan konseling.
Terimakasih.



 
2.  Teori konseling merupakan suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung. Proses konseling menunjuk pada rangkaian perubahan yang terjadi pada konseli yang berinteraksi dengan seseorang konselor selama jangka waktu tertentu. Pada dasarnya layanan konseling bertujuan untuk menghasilkan setumpuk perubahan pada konseli dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku.
       Teori-teori Konseling yang Berelevansi bagi Konseling di Institusi Pendidikan :

       1. Client Centered Counseling
       Konseling ini didasarkan atas keyakinan bahwa manusia memiliki hak atas diri sendiri dan mandiri sehingga di dalam proses konseling, konselor berusaha untuk membantu konseli agar tersadar dengan masalah mereka dan mampu memecahkan masalah mereka dengan kemampuan mereka sendiri. Fokus utama : perubahan dalam perilaku dengan mengubah cara orang berperasaan tentang diri sendiri. Konseli berperan penting di dalam proses konseling.

2. Trait-Factor Counseling
      Bertujuan untuk membantu konseli dalam membuat keputusan atas alternatif pilihan yang berkaitan dengan pekerjaan/jabatan yang diinginkan. Membantu siswa dalam membuat keputusan atas pilihan jurusan atau program studi yang diharapkan dan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Jadi, teori ini bertujuan untuk membantumengatasi masalah yang dihadapi konseli yang termasuk dalam ragam bimbingan karier

3. Konseling Behavioristik
       Bertujuan untuk membantu konseli untuk mengubah perilaku salah sesuai atau perilaku maladaptif dengan cara mempertahankan dan memperkuat  perilaku yang diharapkan,meniadakan perilaku yang tidak diharapkan serta membantu menemukan cara-cara berperilaku yang tepat.

4. Rational-Emotive Therapy
       Terapi atau corak konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat (rational thinking), berperasaan (emoting), dan berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.

5. Konseling Ekletik
       konseling eklektik merupakan pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode,teori atau doktrin yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat dalam rangka membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Konselor membantu konseli untuk meninjau kembali sikap dan pandangannya sampai sekarang sertamemikirkan sikap dan tindakan yang lebih baik.
                       
            Dari kelima teori-teori konseling diatas,, jika saya seorang konselor pendidikan tinggi dan akan memberi kegiatan konseling pada sebuah kelompok maka terlebih dahulu saya akan melihat permasalahan yang dihadapi kelompok yang akan saya koseling, artinya, permasalahan kelompok harus saya sesuaikan dengan teori konseling yang mana yang akan saya gunakan untuk mengkonselingkan kelompok. Teori-teori konseling yang tersedia bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat guna memberi kegiatan konsleing pada kelompok. 

            Berdasarkan permasalahan mengenai evaluasi nilai tugas akhir semester pada tugas kelompok, jika saya ingin melihat kesadaran kelompok sejauh mana mereka berusaha untuk menyelesaikan tugas kelompok dan apa-apa saja kendala yang kelompok hadapi sehingga nilai mereka bisa memuaskan atau tidak dan saya ingin menyadarkan mereka dari kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pengerjaan tugas konseling kesekolah maka, saya akan cenderung memakai teori konseling Client centered. Dimana tugas utama dari Client Centered adalah saya (konselor) berusaha untuk membantu kelompok (konseli) agar tersadar dengan masalah mereka dan mampu memecahkan masalah mereka dengan kemampuan mereka sendiri. Hal  ini bertujuan agar kelompok dapat memahami dan sadar dimana letak kesalahan dalam pengerjaan tugas Bimbingan Konseling dan kelompok mampu memperbaiki kesalahan mereka dimasa yang akan datang.

            Selain itu, konseling yang saya lakukan kepada kelompok juga bisa memakai teori konseling Emotional-Emotive Therapy, dimana saya menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat (rational thinking), berperasaan (emoting), dan berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku. Jadi, tugas saya sebagai konselor dapat membuka pemikiran dan perasaan kelompok dimana letak kesalahan mereka dalam pengerjaan tugas Bimbingan dan Konseling. Sehingga kelompok mampu membuka pikiran mereka dan keompok juga dapat berpikir secara akal sehat dan menerima saran ataupun kritikan terhadap tugas Bimbingan Konseling dari saya demi kemajuan kelompok dimasa yang akan datang.




 

2 komentar:

  1. 1. Ada beberapa jenis teknik Konseling. Coba jelaskan dan beri penjelasan sehubungan diskusi dosen dengan kelompok anda berdasarkan teknik -teknik tersebut.

    BalasHapus
  2. 2. Sekarang, anggaplah diri anda seorang konselor pendidikan tinggi. Lepaskan atribut anda sebagai anggota kelompok. Apakah yang anda lakukan pada kelompok anda? (gunakan minimal 2 pembahasan teori).

    BalasHapus