Jumat, 20 Januari 2012

Our Daily Bread


Lord, I Love You and what to be a part of your work around the world. Give me an open heart to know which opportunities you want me to be a part of and wisdom in knowing how to carry that out. Amen. 


          Our daily work is used by God to helps us care for daily needs; and work that’s done as to the Lord Gives witness to our words and deeds.


          God, give me work till my life shall end- and life till my work is done.


          Our Love for God can be measured by our love for others.


          Father, Thank You for the spirit, fill us with His love and power;  Change us into Christ’s own image Day by day and hour by hour. Amen


          Lord, give me a listening hearth and help me to cooperate with You when You point out changes that need to be made in my life. I want to honor You and Please You.Amen.


            Lord, thank You for the peace we have down in our hearts. And that we can be peacemakers with others throught our attitude, words, and deeds. Help me to show Your mercy and peace. Amen.


        With Love
 Astri Megah Krista

IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Perkembangan Teknologi Informasi telah berdampak luas dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi dan bisnis telah mengaplikaskan teknologi informasi dalam memperlancar segala urusan.
Meskipun dampak teknologi informasi sudah sedemikian besar pengaruhnya pada lingkup sekolah, ternyata fakta yang terjadi di lapangan adalah banyak guru-guru, karyawan dan konselor sekolah masih gagap teknologi. Bagi guru-guru dan karyawan tentu Teknologi Informasi akan mempermudah segala urusan pembelajaran di sekolah, disamping untuk memperkaya bahan ajar. Bagi konselor akan sangat menunjang dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
Sebenarnya pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan Konsellingyang dapat dilakukan dengan teknologi informasi juga sudah dilakukan. Menurut Handarini (2006), menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi.
Layanan informasi yang merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan  siswa bagaimana mencari informasi (personal-sosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated information searching dengan menggunakan internet.
Layanan konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi self-understanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara “dyadic relationship” atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah cybercounseling.
Layanan konsultasi yaitu layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber consultation.
Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk membantu siswa memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized self information dan internet.
Layanan evaluasi merupakan kegiatan  layanan Bimbingan dan Konseling  bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan program. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized-data collection, computerized assessment, dan internet.
Ada dua hal pokok yang dapat diajukan untuk menjawab mengapa konselor sekolah gagap teknologi, yaitu ditinjau dari kondisi konselor sekolah di lapangan dan penyiapan para calon konselor di perguruan tinggi.
1.    Konselor sekolah di Lapangan
Kurangnya pemahaman konselor sekolah terhadap teknologi barangkali merupakan hal yang mendasar mengapa mereka belum menguasai teknologi informasi. Ketidakpahaman terhadap potensi dan manfaat teknologi informasi ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan keinginan seorang konselor sekolah untuk mempelajari teknologi.
Oleh karena itu penting sekali diadakan kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan dan workshop yang sifatnya memberi informasi untuk memperkenalkan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konselling. Setelah mengenal konselor sekolah tentu akan memahami, mengerti dan berkeinginan untuk mencoba menggunakan teknologi. Dari awal mencoba menggunakan kemudian didukung dengan kegiatan pelatihan-pelatihan yang diadakan, akan membuat konselor sekolah terampil terhadap teknologi informasi tersebut.
Adapun potensi penggunaan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konsellingmenurut Cabanis (1999) yaitu, terdapat 8 potensi teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konselling. Potensi teknologi komputer berbasis internet  yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konsellingyaitu :
a.    Email / Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client / therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional.

b.    Website / Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
c.    Komputer konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.
d.    Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup
Potensi penggunaan oleh konselor  antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e.    Simulasi terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f.     Pangkalan data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
g.    Chat Rooms / Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran.
h.    Software berbasis internet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.
Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet  yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konsellingyaitu
a.    Spreadsheet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian.
b.    Pemrosesan kata
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing, publikasi, penelitian.
c.    Software non internet.
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan  catatan kasus.
Disamping memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat pengenalan, pemahaman, dan pemberian ketrampilan tidak kalah penting adalah dukungan dari kepala sekolah untuk menyediakan seperangkat komputer dan internet bagi konselor untuk menunjang layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah.




Triyanto, Agus. 2006. Aplikasi Teknologi Komputer untuk Bimbingan dan Konselling, dalam Paradigma: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, No. 01 Tahun I, Januari 2006.

TESTIMONI

Yang saya hormati dan saya sayangi dosen pengampu Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling, Ibu Dina. 
Pertama-tama saya ingin berterimakasih kepada Ibu dina sebesar-besarnya karena selama satu semester ini ibu menjadi dosen yang membimbing saya di mata kuliah Bimbinga konseling, sungguh berharga seluruh pengajaran dan pengalaman yang ibu berikan kepada saya terlebih kepada angkatan 2008 yang mengambil mata kuliah ini. 

Banyak sekali hal-hal atau pun pengalaman yang bisa kami dapat dari mata uliah Bimbingan dan konseling ini.salah satunya adalah belajar via online (konseling lewat Yahoo Messenger) dan mendatangkan tamu dari luar untuk menunjang prose belajar, lalu memanfaatkan via online seperti Blog, facebook sebagai sarana belajar dan mendapatkan seluruh informasi mengenai mata kuliah ini, proses belajar seperti presentasi juga sangat membantu saya dan teman-teman dalam memahami mata kuliah ini. maka dari pada itu saya sangat bersyukur dna berterimakasih kepada ibu dina untuk memberikan saya dan teman-teman banyak pengetahuan baru. jujur jika saya tidak masuk mata kuliah BK ini saya rasa sampai sekarang pun saya tidak akan memiliki Blog dan tidak tau cara menggunakannya, tetapi semenjak saya masuk mata kuliah BK saya mendapatkan hal yang baru yang memberikan saya kemajuan dalam teknologi. hal ini sungguh luar biasa.terimakaish ya bu dina buat semua pengalaman dan masa-masa kita bersama di kelas Bimbingan dan Konseling.    
                    
     Selain itu, saya juga ingin meminta maaf kepada ibu Dina buat kekurangan saya sebagai mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. baik dalam tingkah laku saya, perkataan saya yang mungkin melukakan hati ibu, ataupun tindakan saya yang pernah mengecewakan ibu, sekali lagi saya meminta maaf buk, karena saya adalah manusia yang tidak sempurna selalu luput dari kesalahan sehingga saya akan berusaha belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Terlebih untuk UAS yang diadakan secara Online, mungkin ibu kecewa dengan sikap saya dalam menganggapi soal yang ibu delivery ke blog saya dimana saya lama untuk menjawab pertanyaan yang ibu kirim, itu adalah letak kesalahan saya bu yang kurang merespon karena ada beberapa hal yang membuat saya tidak bisa online pagi hari sampai sore hari, sehingga saya tidak masimal dalam menjawab pertanyaan ibu. maka dari pada itu saya ingin ibu memaklumi dari alasan yang pernah saya katakan kepada ibu dan mohon maaf untuk hal ini buk,,,

Saran untuk mata kuliah BK:
Saya ingin mata kuliah ini bisa seterusnya mendapat pengajaran yang bersifat aplikatif dan tidak monoton hanya dikelas saja, kalau bisa mata kuliah BK bisa pergi ke sekolah sekolah untuk belajar bagaimana bisa menjadi seorang konselor Bimbingan dan Konseling yang sebenarnya di sekolah sehingga lebih banyak mendatangkan pengalaman yang tidak terlupakan.                    


       Salam sayang

Astri Megah Krista P

Kamis, 12 Januari 2012

UAS 2011/2012 

1. TEKNIK-TEKNIK KONSELING

       A. TEKNIK-TEKNIK KONSELING YANG VERBAL


    Teknik Konseling yang verbal adalah suatu tanggapan verbal    yang diberikan oleh konselor, yang merupakan perwujudan konkret dari maksud, pikiran, dan perasaan yang terbentuk dalam batin konselor (tanggapan batin) untuk membantu konseli pada saat tertentu. Wawancara konseling terdiri atas rangkaian ungkapan di pihak konseli disusul dengan suatu ungkapan di pihak konselor. ungkapan konselor yang berupa tanggapan verbal dengan maksud membantu konseli dapat berupa satu atau lebih teknik yang verbal, tergantung dari intensi konselor, misalnya hanya menunjukan penerimaan saja (satu teknik), atau menunjukan penerimaan dan memantulkan perasaan konseli (dua teknik), atau memantulkan pikiran dan memberikan informasi serta menanyakan hal tertentu (tiga teknik).

      tanggapan verbal konselor dapat dituangkan dalam bentuk pernyataan atau dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk kombinasi dari pernyataan atau dalam bentuk kombinasi dari penyataan dan kalimat/kata tanya.

      Bentuk teknik – teknik Konseling Verbal

- Ajakan untuk mulai

- Penerimaan / Menunjukkan pengertian

- Perumusan kembali Pikiran-Gagasan / Refleksi pikiran

- Perumusan kembali perasaan / refleksi perasaan

- Penjelasan pikiran-gagasan / klarifikasi pikiran

- Penjelasan perasaan / klarifikasi perasaan

- Permintaan untuk melanjutkan

- pengulangan satu dua kata

- Ringkasan/rangkuman

- PErtanyaan mengenai hal tertentu

- pemberian umpan balik

- pemberian informasi

- Penyelidikan

- pemberian struktur

- Interpretasi

- Konfrontasi

- Diagnosis

- Dukungan/Bombongan

- Usul/Saran

- Penolakan

         B. TEKNIK-TEKNIK KONSELING YANG NONVERBAL

       Menurut Mehrabian dalam bukunya Silent MEssage (1981), istilah Perilaku nonverbal (nonverbal behavior) dapat diartikan secara sempit  sempit dan secara luas. Dalam arti sempit perilaku nonverbal menunjukan pada reaksi atau tanggapan yang dibedakan dari berbahasa dengan memakai kata-kata, misalnya ekspresi wajah, gerakan  lengan dan tangan, isyarat dan pandangan mata, sikap badan, anggukan kepala, berbagai gerakan tungkai kaki dan tangan. dalam arti luas perilaku nonverbal, disamping hal-hal yang disebutkan diata, juga menunjukan pada gejala-gejala vokal yang menyertai ucapan kata-kata, seperti kekeliruan pada aktu bicara, saat-saat diam, kecepatan berbicara, lamanya berbicara, volume suara, intonasi dan nada berbicara; termasuk juga dalam arti yang luas itu brbagai cara membawa diri dan menampilkan diri, seperti berjalan, duduk, cara berpakaian, cara menata rambut, penggunaan kosmetika dan perhiasan, menyentuh, sinkronisasi antara bicara dan bergerak, perlengkapan kantor, perabot dalam rumah, hiasan ruangan, dan sebagainya. menurut pandangan Mehrabian semua bentuk perilaku nonverbal itu mengandung nilai-nilai komunikatif dan dapat berperan sebagai bentuk komunikasi implisit dalam komunikasi antarpribadi.

TEKNIK-TEKNIK NONVERBAL ADALAH:

- Senyuman: untuk menyatakan sikap menerima

- Cara duduk: menyatakan sikap rileks

- Anggukan kepala: menyatakan penerimaan dan  pengertian

- Gerak-gerik lengan dan tangan: utk memperkuatkan apa yg diungkapkan secara verbal.

- Berdiam diri: utk memberikan kesempatan kpd konseli becbicara secara leluasa, mengatur pikirannya.

- Mimik: utk menunjang atau mendukung dan menyertai reaksi-reaksi verbal.

- Kontak Mata: utk menunjang atau mendukung tanggapan verbal atau menyatakan sikap dasar.

- Variasi alam nada suara dan kecepatan bicara: utk menyesuaikan diri dengan ungkapan perasaan konseli.

- Sentuhan: utuk menunjang taggapan verbal atau menyatakan sikap dasar.

- Gerak-gerik lengan dan tangan : utk memperkuat apa yang diungkapkan secara verbal


  Sehubungan diskusi dosen dengan kelompok saya berdasarkan teknik-teknik konseling bahwa diskusi yang dilakukan dosen dengan kelompok bahwa disukusi tersebut merupakan proses konseling, dimana yang sebagian besar memakai teknik-teknik verbal dan nonverbal.

   Adapun teknik verbal yang dilakukan oleh dosen (Bu Dina) yaitu:

 - Ajakan untuk memulai = ibu dina pertama-tama  memberikan sapaan kepada kelompok dan mulai mengajak kelompok untuk beriskusi mengenai tugas makalah yang telah dikumpulkan.

- Penerimaan/pengertian = bu dina menunjukan pengertian yang sangat dalam kepada kelompok tentang tanggapan kelompok mengenai hasil/nilai tugas makalah. bu dina cendrung memahami dan membukakan pikiran kelomok dimana letak kesalahan kelompok dalam pengerjaan tugas

- Penjelaasan perasaan= bu dina mengajak kami untuk mencurahkan segala isi hati atau kesulitan yang dialami saat mengerjakan tugas. dan mengklarifikasi apa-apa saja yang kami lakukan atau proses pengerjaan tugas makalah.

- Penyelidikan = bu dina cenderung menanyakan bagaimana proses wawancara yg kami lakukan kesekolah untuk mengobservasi guru BK di Raksana.

- Dukungan/bombongan = bu dina memberikan dukungan utk kami agar kami dapat mengerjakan tugas lebih baik lagi, dan belajar dari setiap kesalahan yang telah terjadi.

- Usulan/saran = bu dina memberikan saran2 yang membangun demi kemajuan kami kedepannya.

Berdasarkan Teknik nonverbal, konseling yang terjadi antara bu dina dengan kami memakai teknik konseling berupa:

- Senyuman: bu dina  membuka konseling dengan senyuman, dan bu dina cendrung memakai wajah yang santai dan penuh senyuman. sehingga kami merasa tidak tegang tapi kami merasakan sangat santai dalam kegiatan konseling.

- Cara Duduk: bu dina duduk sangat kelihatan santau engan menaruhkan tangannya diatas meja dan menunjukan sikap memperhatikan kami.

- Gerak-gerik lengan= bu dina mmakai gerak-gerik tangannya saat menjelaskan sesuatu kepada kami. walaupun gerkaan tangan tidak terlampau mendominasi.

- Berdiam diri: bu dina memberikan kami kesempatan untuk berbicara dan memebrikan komentar-komentar atas pertanyaan yang diaukan bu dina, sehingga bu dina berdiam diri utk mendegarkan komentar saya.

- Kontak mata = bu dina memiliki kontak mata yang cukup bagus, saat saya berbicara buk dina dapat mempertahankan kontak mata saat saya berbicara.dan saya merasa ada perhatian yang luarbiasa.

  Teknik-teknik konseling yang inilah menurut saya temukan pada saat konseling berlangsung antara bu dina dengan kelompok saya. dan bu dina cukup bersabar dalam menghadapi mahasiswa bimbingan konseling.
Terimakasih.



 
2.  Teori konseling merupakan suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung. Proses konseling menunjuk pada rangkaian perubahan yang terjadi pada konseli yang berinteraksi dengan seseorang konselor selama jangka waktu tertentu. Pada dasarnya layanan konseling bertujuan untuk menghasilkan setumpuk perubahan pada konseli dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku.
       Teori-teori Konseling yang Berelevansi bagi Konseling di Institusi Pendidikan :

       1. Client Centered Counseling
       Konseling ini didasarkan atas keyakinan bahwa manusia memiliki hak atas diri sendiri dan mandiri sehingga di dalam proses konseling, konselor berusaha untuk membantu konseli agar tersadar dengan masalah mereka dan mampu memecahkan masalah mereka dengan kemampuan mereka sendiri. Fokus utama : perubahan dalam perilaku dengan mengubah cara orang berperasaan tentang diri sendiri. Konseli berperan penting di dalam proses konseling.

2. Trait-Factor Counseling
      Bertujuan untuk membantu konseli dalam membuat keputusan atas alternatif pilihan yang berkaitan dengan pekerjaan/jabatan yang diinginkan. Membantu siswa dalam membuat keputusan atas pilihan jurusan atau program studi yang diharapkan dan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Jadi, teori ini bertujuan untuk membantumengatasi masalah yang dihadapi konseli yang termasuk dalam ragam bimbingan karier

3. Konseling Behavioristik
       Bertujuan untuk membantu konseli untuk mengubah perilaku salah sesuai atau perilaku maladaptif dengan cara mempertahankan dan memperkuat  perilaku yang diharapkan,meniadakan perilaku yang tidak diharapkan serta membantu menemukan cara-cara berperilaku yang tepat.

4. Rational-Emotive Therapy
       Terapi atau corak konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat (rational thinking), berperasaan (emoting), dan berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.

5. Konseling Ekletik
       konseling eklektik merupakan pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode,teori atau doktrin yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat dalam rangka membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Konselor membantu konseli untuk meninjau kembali sikap dan pandangannya sampai sekarang sertamemikirkan sikap dan tindakan yang lebih baik.
                       
            Dari kelima teori-teori konseling diatas,, jika saya seorang konselor pendidikan tinggi dan akan memberi kegiatan konseling pada sebuah kelompok maka terlebih dahulu saya akan melihat permasalahan yang dihadapi kelompok yang akan saya koseling, artinya, permasalahan kelompok harus saya sesuaikan dengan teori konseling yang mana yang akan saya gunakan untuk mengkonselingkan kelompok. Teori-teori konseling yang tersedia bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat guna memberi kegiatan konsleing pada kelompok. 

            Berdasarkan permasalahan mengenai evaluasi nilai tugas akhir semester pada tugas kelompok, jika saya ingin melihat kesadaran kelompok sejauh mana mereka berusaha untuk menyelesaikan tugas kelompok dan apa-apa saja kendala yang kelompok hadapi sehingga nilai mereka bisa memuaskan atau tidak dan saya ingin menyadarkan mereka dari kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pengerjaan tugas konseling kesekolah maka, saya akan cenderung memakai teori konseling Client centered. Dimana tugas utama dari Client Centered adalah saya (konselor) berusaha untuk membantu kelompok (konseli) agar tersadar dengan masalah mereka dan mampu memecahkan masalah mereka dengan kemampuan mereka sendiri. Hal  ini bertujuan agar kelompok dapat memahami dan sadar dimana letak kesalahan dalam pengerjaan tugas Bimbingan Konseling dan kelompok mampu memperbaiki kesalahan mereka dimasa yang akan datang.

            Selain itu, konseling yang saya lakukan kepada kelompok juga bisa memakai teori konseling Emotional-Emotive Therapy, dimana saya menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat (rational thinking), berperasaan (emoting), dan berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku. Jadi, tugas saya sebagai konselor dapat membuka pemikiran dan perasaan kelompok dimana letak kesalahan mereka dalam pengerjaan tugas Bimbingan dan Konseling. Sehingga kelompok mampu membuka pikiran mereka dan keompok juga dapat berpikir secara akal sehat dan menerima saran ataupun kritikan terhadap tugas Bimbingan Konseling dari saya demi kemajuan kelompok dimasa yang akan datang.