Perkembangan Teknologi Informasi telah berdampak luas dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi dan bisnis telah mengaplikaskan teknologi informasi dalam memperlancar segala urusan.
Meskipun dampak teknologi informasi sudah sedemikian besar pengaruhnya pada lingkup sekolah, ternyata fakta yang terjadi di lapangan adalah banyak guru-guru, karyawan dan konselor sekolah masih gagap teknologi. Bagi guru-guru dan karyawan tentu Teknologi Informasi akan mempermudah segala urusan pembelajaran di sekolah, disamping untuk memperkaya bahan ajar. Bagi konselor akan sangat menunjang dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
Sebenarnya pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan Konsellingyang dapat dilakukan dengan teknologi informasi juga sudah dilakukan. Menurut Handarini (2006), menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi.
Layanan informasi yang merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan siswa bagaimana mencari informasi (personal-sosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated information searching dengan menggunakan internet.
Layanan konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi self-understanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara “dyadic relationship” atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah cybercounseling.
Layanan konsultasi yaitu layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber consultation.
Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk membantu siswa memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized self information dan internet.
Layanan evaluasi merupakan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan program. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized-data collection, computerized assessment, dan internet.
Ada dua hal pokok yang dapat diajukan untuk menjawab mengapa konselor sekolah gagap teknologi, yaitu ditinjau dari kondisi konselor sekolah di lapangan dan penyiapan para calon konselor di perguruan tinggi.
1. Konselor sekolah di Lapangan
Kurangnya pemahaman konselor sekolah terhadap teknologi barangkali merupakan hal yang mendasar mengapa mereka belum menguasai teknologi informasi. Ketidakpahaman terhadap potensi dan manfaat teknologi informasi ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan keinginan seorang konselor sekolah untuk mempelajari teknologi.
Oleh karena itu penting sekali diadakan kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan dan workshop yang sifatnya memberi informasi untuk memperkenalkan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konselling. Setelah mengenal konselor sekolah tentu akan memahami, mengerti dan berkeinginan untuk mencoba menggunakan teknologi. Dari awal mencoba menggunakan kemudian didukung dengan kegiatan pelatihan-pelatihan yang diadakan, akan membuat konselor sekolah terampil terhadap teknologi informasi tersebut.
Adapun potensi penggunaan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konsellingmenurut Cabanis (1999) yaitu, terdapat 8 potensi teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konselling. Potensi teknologi komputer berbasis internet yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konsellingyaitu :
a. Email / Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client / therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional.
b. Website / Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
c. Komputer konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.
d. Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e. Simulasi terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f. Pangkalan data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
g. Chat Rooms / Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran.
h. Software berbasis internet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.
Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konsellingyaitu
a. Spreadsheet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian.
b. Pemrosesan kata
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing, publikasi, penelitian.
c. Software non internet.
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan catatan kasus.
Disamping memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat pengenalan, pemahaman, dan pemberian ketrampilan tidak kalah penting adalah dukungan dari kepala sekolah untuk menyediakan seperangkat komputer dan internet bagi konselor untuk menunjang layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah.
Triyanto, Agus. 2006. Aplikasi Teknologi Komputer untuk Bimbingan dan Konselling, dalam Paradigma: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, No. 01 Tahun I, Januari 2006.